HUBUNGAN ANTARA NOMOPHOBIA DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
Abstract
Latar Belakang: Nomophobia merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi psikologis berupa cemas, ketakutan, panik, kesepian, kegelisahan seseorang yang diakibatkan tidak menggunakan smartphone. Dalam dunia pendidikan, Nomophobia dapat mempengaruhi penurunan akademik karena dapat membuat mahasiswa menjadi kurang waktu untuk belajar dan tidur, mudah untuk kehilangan energi, memiliki gaya hidup yang kurang sehat, dan terganggu dalam menyelesaikan tugas. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara Nomophobia dengan prestasi akademik mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional dengan rancangan Cross Sectional, penelitian menggunakan kuisioner Nomophobia Questionnaire (NMP-Q) dari Calgar Yildirim dengan skala likert 1 sampai 7 yang sudah divalidasi dan dilakukan realibilitas menggunakan Alpha Cronbach didapatkan 0,945. Pengambilan data dilakukan dengan teknik simple random sampling. Data yang didapat kemudian dilakukan analisis menggunakan uji korelasi pearson untuk mengetahui hubungan antara Nomophobia dengan prestasi akademik. Hasil: Tingkat Nomophobia responden yaitu 16 responden berada dikategori mild atau rendah, 87 responden berada dikategori moderate atau sedang, dan 31 responden berada dikategori severe atau berat. Tingkat prestasi akademik responden yaitu 80 responden berada dikategori rendah, 50 responden berada dikategori sedang, dan 4 responden berada dikategori tinggi. Dari 200 responden yang mengembalikan kuisioner sebanyak 134 orang. Data diolah dengan menggunakan SPSS didapatkan nilai signifikan (p) 0,504 yang berarti tidak terdapat hubungan antara Nomophobia dengan prestasi akademik. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara Nomophobia dengan prestasi akademik mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.