Hubungan antara Kondisi Lingkungan, Status Gizi terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Pasien Dewasa (Studi Kasus di Puskesmas Jagasatru Kota Cirebon)

Kati Sriwiyati, Faiz Tegar Pratita

Sari


Latar Belakang: Prevalensi ISPA di negara yang sedang berkembang sekitar 98% pada populasi umum. ISPA
juga merupakan penyakit tersering di Kabupaten Cirebon dan rata–rata menjadi 5 penyakit terbesar di
Puskesmas yang berada di Kota Cirebon sebanyak 10,9%. Salah satunya di Puskesmas Jagasatru yang angka
kejadian penyakit ISPA menduduki peringkat pertama dari sepuluh penyakit tersering di wilayah kerjanya
dikarenakan banyaknya faktor resiko timbulnya ISPA. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah
terdapat hubungan antara kondisi lingkungan dan status gizi dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut
pada dewasa. Metode: Desain penelitian adalah observasional yang dilakukan dengan cara studi Case control.
Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Populasi dimbil di Puskesmas Jagasatru Kota
Cirebon dengan sampel pasien yang menderita ISPA (80 sampel) maupun tidak menderita ISPA sebagai kontrol
(80 sampel). Hasil: Setelah dilakukan uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan antara kondisi lingkungan
dengan kejadian ISPA (p=0,029), ada hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA (p=0,031).
Kesimpulan: Ada hubungan bermakna antara kondisi lingkungan dan status gizi dengan kejadian ISPA.
Kata Kunci: Kondisi Lingkungan, Status Gizi, ISPA



Background: The prevalence of acute respiratory infection in developing countries around 98% in the general
population. ARI is also the most common diseases in Cirebon and averaged into 5 biggest disease in the health
center in the city of Cirebon as much as 10.9%. One of them at the Puskesmas Jagasatru that the incidence of
respiratory disease tops the list of the ten most common diseases in the working area due to many risk factors
for the onset of ARI. Aim: The purpose of this study was to the correlation between environmental condition and
nutritonal status in the incidence of acute respiratory infection among the adult. Methods: The study design
was observational and use of case control approach. Data were collected by interview using a questionnaire.
Population taked from Puskesmas Jagasatru in Cirebon with patients suffering from ARI samples (80 samples)
and does not suffer from ARI as a control (80 samples). Results: This study found there were tests found that
there correlation between the incidence of acute respiratory infection environmental condition (p = 0,029),
there was correlation between the incidence of acute respiratory infection nutritional status (p = 0,031).
Conclusion: There was significant correlation between environmental condition and nutritional status with the
incidence of acute respiratory infection.
Ker words: Environmental condition, nutritonal status, acute respiratory infection


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


World Health Organization. 2007. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. WHO: Jenewa.

Halim, Fitria. 2012. Hubungan Faktor Lingkungan Fisik dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut

pada Pekerja di Industri Mabel Dukuh Tukerjo, Desa Bondo, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara,

Provinsi Jawa Tengah. UI: Depok.

Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Cirebon. Dinkes: Cirebon.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan. 2009. Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Depkes: Jakarta.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Print ISSN: 2089-6042 || e-ISSN : 2579-7514
counter kostenlos Flag Counter
execute(); ?>