ANALISIS SALURAN DAN MARGIN TATA NIAGA BAWANG MERAH (Studi Kasus di Kelompok Tani Sari Tani II Desa Gebang Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon)

Joko Sugiharto, Iman Sungkawa, Dodi Budirokhman

Sari


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Saluran tataniaga bawang merah, (2) Besarnya marjin tataniaga pada masing-masing lembaga tataniaga bawang merah di bawang merah, (3) Saluran tataniaga mana yang lebih menguntungkan untuk para petani bawang merah, dan (4) Besarnya bagian harga yang diterima petani bawang merah (farmer’s share) pada berbagai saluran tataniaga bawang merah di Desa Gebang  Kecamatan Gebang  Kabupaten Cirebon. Penelitian dilakukan Desa Gebang  Kecamatan Gebang  Kabupaten Cirebon pada bulan Agustus 2021. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah medode kuantitatif, dengan pendekatan survey, dengan jumlah petani sampel 30 orang, pedagang pengumpul sebanyak 10 orang, pedagang besar 3 orang, pedagang perantara 7 orang, dan pedagang pengecer 8 orang. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder yang ada hubungannya dengan masalah penelitian. Data yang dihasilkan dianalisis secara deskriptif dan statistik. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui saluran tataniaga dan fungsi tataniaga. Sedangkan analisis statistik digunakan untuk mengetahui marjin tataniaga dan besarnya bagian harga yang diterima petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Terdapat dua sistem saluran tataniaga bawang merah di Desa Gebang Kecamatan Gebang  Kabupaten Cirebon, yaitu Petani–Pedagang Pengumpul–Pedagang Pengecer–Konsumen dan Petani–Pedagang Pengumpul–Pedagang Besar-Pedagang Pengecer–Konsumen, (2) Marjin tataniaga bawang merah yang paling besar adalah pada saluran tataniaga II yakni Rp. 11.000 per kg (59,86%) dan yang terkecil pada saluran tataniaga I yakni Rp. 10.200 per kg (54,22%), (3) Saluran tataniaga I lebih menguntungkan dengan nilai keuntungan lebih besar dan saluran tataniaga II, dan (4) Famer’s Share atau bagian harga yang dieterima petani bawang merah pada saluran tataniaga I sebesar 52,99% dan bagian harga yang diterima petani bawang merah saluran tataniaga II sebesar 51,11%.

 

Kata Kunci : Analisis Saluran, Margin Tataniaga, Bawang Merah


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


DAFTAR PUSTAKA

Azzaino, Z. 2001. Pengantar Tataniaga Pertanian. Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Cristoporus dan Sulaiman. 2009. Analisis Produksi dan Pemasaran Jagung di Desa Labuan Toposo Kecamatan Tawaeli Kabupaten Donggala Volume 16 No. 2 Juni 2009

Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Delinda Ch. Lekatompessy, Martha Turukay dan Weldemina B. Parera. 2017. Analisis Pemasaran Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Di Dusun Taeno Negeri Rumah Tiga Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon. AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan. Volume 5 No. 3 Oktober 2017.

Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Cirebon. 2020. Rencana Strategis Pengembangan Pertanian Kabupaten Cirebon. Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Cirebon, Cirebon.

Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian. 2019. Petunjuk Teknis Pengembangan Bawang Merah. Direktorat Jendral Hortikultura, Jakarta.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2020. Perkembangan Produksi Hortikultura. Direktorat Jenderal Hortikultura. Departemen Pertanian, Jakarta.

Fandy Tjiptono. 2007. Strategi Tataniaga. Andi Offset, Yogyakarta.

Ginting P., 2008. Pemasaran Produk Pertanian, USU Press, Medan.

Handewi Rukmana. 1997. Aspek Permintaan, Penawaran dan Tataniaga Hortikultura di Indonesia. Forum Peneliti Anggrek. Pusat Penelitian SosialEkonomi Pertanian. BPPP Departemen Pertanian, Jakarta.

Imelda Octaviani Utami dan Harini Tri Astuti. 2015. Pengantar Tataniaga. Semarang University Press, Semarang.

Jumiati dkk, 2013. Analisis Tataniaga di Desa Talang Mulya Kabupaten Pesawaran. Jurnal Ilmiah ESAI.

Khol dan Amstrong. 2001. http://shaylife.blogspot.co.id/2012/04/Tataniaga-pertanian-saluran-Tataniaga.html. Diakses tanggal 20 Juni 2021.

Kohls, Richard L., and Joseph N. Uhl. 2005. Marketing of Agricultural Products. New York: MacMillan Publishing Company.

Kotler Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan (Implementasi Dan Pengendalian) Terjemahan. Salemba Empat, Jakarta.

Limbong, Wilson H dan Panggabean Sitorus. 2015. Pengantar Tataniaga

Pertanian. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor

Mubyarto. 2007. Pengantar Ekonomi Pertanian. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta.

Radiosunu. 2007. Manajemen Pemasaran. Suatu Pendekatan Analisis, Edisi II, BPFE, Yogyakarta.

Rahardi, F., Rony Palungkun dan Asiani Budiarti. 1999. Agribisnis Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rahayu, E dan Berlian N. 2009. Bawang Merah. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rahmat Rukmana. 2007. Bawang Merah. Kanisius, Yogyakarta.

Rahmat Rukmana, 2014. Budidaya dan Pemasaran Bawang Merah. Sayuran. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rismunandar. 2004. Membudidayakan 5 Jenis Bawang. Sinar Baru, Bandung.

Risqan Fitrah Manik, Nurhayati dan Erida Nurahmi. 2019. Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Jurnal Agrotek Lestari Vol. 5 No.1 April 2019.

Singarimbun, M dan Sofian Effendi. 2001. Metode Penelitian Survai. Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta.

Soekartawi. 2007. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-hasil Pertanian. Teori dan Aplikasinya. Rajawali Press, Jakarta.

Sudiyono, A., 2006. Pemasaran Pertanian, Universitas Muhammadiyah Malang Press, Madang.

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta.

Sumarni dan Hidayat, 2005. Pengaruh Pemupukan N, P dan K pada Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah Kultivar Sumenep. J. Hort. Vol 5, No. 5. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Bandung.

Sumarni N., Rosliani, R. dan Suwandi. 2012. Optimasi Jarak Tanam dan Dosis Pupuk NPK Untuk Produksi Bawang Merah Dari Benih Umbi Mini di Dataran Tinggi. J. Hort. 22(2) 148-155. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Bandung.

Sunarjono H. dan Soedomo P. 2003. Budidaya Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Sinar Baru, Bandung.

Suwandi. 2013. Teknologi Bawang Merah Off-Season: Strategi dan Implementasi Budidaya. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA). Lembang, Bandung.

Triharyanto, Samanhudi, Pujiasmanto, dan Purnomo. 2013. Kajian dan Pembibitan Budidaya Bawang Merah (Allinium ascolanicum L) Nekakui Biji Botani (True Shallot Seed) http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id. Diakses 20 Juni 2021.

Wibowo, S. 2009. Budidaya Bawang. Penebar Swadaya, Jakarta.

Yudi. 2018. Analisis Pemasaran Bawang Merah di Kabupaten Enrekang. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhamadiyah Makasar.




DOI: http://dx.doi.org/10.33603/jpa.v5i1.6819

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##
execute(); ?>