ANALISIS SARANA PRASARANA DAN TINGKAT LITERASI MEDIA DALAM PERSPEKTIF GENDER: STUDI DESKRIPTIF PADA UNIVERSITAS DI KABUPATEN DAN KOTA CIREBON
Abstract
Abstrak
Literasi media yang efektif akan berimplikasi kepada kualitas dan kinerja
mahasiswa. Pada aspek lain efektivitas literasi media mahasiswa dapat dilihat dari
disparitas gender. Disparitas ini dapat dilihat pada data sebagai berikut: pertama
persentase penduduk laki-laki usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan
menulis dari data tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 masih berkisar di angka
95 persen. Sementara itu, persentase penduduk perempuan yang melek huruf
mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai 2010 sebelum akhirnya
mengalami sedikit penurunan pada tahun 2011. AMH perempuan tahun 2007
adalah 88,62 persen meningkat menjadi 90,52 persen tahun 2010 dan kemudian
menurun menjadi 90,07 persen pada tahun 2011. Penelitian ini melihat bagaimana
efektivitas literasi media pada mahasiswa universitas di Kabupaten dan Kota
Cirebon dari perspektif gender. Demikian sehingga diketahui bahwa sarana dan
prasarana perpustakaan dan teknologi informasi komunikasi yang ada pada
universitas-universitas yang ada di Kabupaten dan Kota Cirebon belum cukup
memadai untuk meningkatkan efektivitas literasi media para mahasiswanya.
Peminatan mahasiswa untuk mengunjungi perpustakaan dan mengakses sumbersumber
literatur pendukung perkuliahannya secara terkait didukung oleh sarana
dan prasarana yang ada. Hal ini tentu saja berbanding lurus dengan frekuensi
kunjungan mereka ke perpustakaan di kampusnya masing-masing. Pada
gilirannya terlihat bahwa mahasiswa yang mengakses perpustakaan dan piranti
teknologi informasi komunikasi yang menyertainya secara keseluruhan lebih
efektif didominasi oleh kaum perempuan.
Kata kunci: sarana prasarana, perpustakaan, teknologi informasi komunikasi,
literasi media, gender.
Abstract
Effective media literacy will have implications on the quality and performance of
students. In another aspect the effectiveness of student media literacy can be seen
from gender disparity. This disparity can be seen in the following data: first
percentage of male population aged 15 years and over who can read and write
69
from the data in 2007 to 2011 still ranges in number 95 percent. Meanwhile, the
percentage of literate female population increased from 2007 to 2010 before
finally decreasing slightly in 2011. Female AMH in 2007 was 88.62 percent
increased to 90.52 percent in 2010 and then decreased to 90.07 percent in 2011.
This study looks at how the effectiveness of media literacy at university students
in Kabupaten and Kota Cirebon from a gender perspective. So it is known that the
facilities and infrastructure of library and information communication technology
that exist in the universities in the District and City of Cirebon not enough to
improve the effectiveness of media literacy of its students. The interest of students
to visit the library and access the literature sources supporting the lectures are
supported by the existing facilities and infrastructures. This is of course directly
proportional to the frequency of their visits to libraries on their respective
campuses. In turn, it appears that students accessing the library and the
information communications technology tools that accompany it as a whole are
more effectively dominated by women.
Keywords : infrastructure, library, communication information technology,
media literacy, gender.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Daftar Pustaka
Adiarsi, G.R, Stellarosa. Y., dan
Silaban, M. W. (2015).
Literasi Media Internet di
Kalangan Mahasiswa.
Dalam Humaniora. Vol. 6
(4): hlm. 470-482.
Christiani, L. C. (2015). Pembagian
Kerja secara Seksual dan
Peran Gender dalam Buku
Pelajaran SD. Dalam
Interaksi Vol. 4 (1): hlm.
-21.
Creswell. (2010). Research Design:
Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif dan Mixed.
Yogyakarta: PT. Pustaka
Pelajar.
European Commission. (2009). Study
on Assessment Criteria for
Media Literacy Levels.
Brussels.
Margono. (2004). Metodologi
Penelitian Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Potter, James.W. (2008). Media
Literacy 4th Edition. CA:
Sage Publications
.
Rahardjo, T. (1998). Memahami
Literasi Media (Perspektif
Teoritis). Dalam Literasi
Media dan Kearifan Lokal
(Editor: Rini D. Dan Fajar
J.). Jakarta: Buku Litera.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Pendidikan (Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D).
Bandung: Alfabeta.
Wiratmo, L.B. dan Samudi. (2009).
Perempuan dan Literasi
Media. Dalam Yin Yang.
Vol. 4 (2): hlm. 181-197.
Winarno, S. (2014). Pemahaman
Media Literacy Televisi
Berbasis Personal
Competences Framework.
Dalam Humanity. Vol. 9
(2): hlm. 65-71.
Penelitian :
GMF (Global Media Forum),
‘Background Paper’,
(2014): ‘The Role of Media
in Realizing the Future
WeWant for All’ (Peran
Media dalam Mewujudkan
Masa Depan yang Kita
Inginkan untuk Semua)
disediakan untuk para
delegasi Forum Media
Global 25 – 28 Agustus,
Bali – Indonesia.
Lutviah, I. K. (2011). Pengukuran
Tingkat Literasi Media
Berbasis Individual
Competence Framework:
Studi Kasus Mahasiswa
Universitas Paramadina.
UN Women, (2010), Women’s
Empowerment
principles/Equality means
business (Prinsip
Pemberdayaan
perempuan/Kesetaraan
berarti bisnis); tersedia
pada:
http://www.unwomen.org/~/
media/Headquarters/Attach
ments/Sections/Partnerships
/Busines es
andFoundations/Women-s-
Empowerment-
Principles_en pdf.pdf
Internet:
www.pikiran-rakyat.com/data-aptisipusat/
pts-jabar/2008/htmlpada
November 2014.
Diunduh 20 Mei 2016
www.liputan6.com/data-apji/pusatkajian-
komunikasiui/
pada 26 Maret 2016.
Diunduh 20 Mei 2016
Undang-Undang:
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun
tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43
Tahun 2007 tentang
Perpustakaan
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun
tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada
pasal 55 menyebutkan
bahwa salah satu syarat
untuk menyelenggarakan
Perguruan Tinggi harus
memiliki Perpustakaan
DOI: http://dx.doi.org/10.33603/signal.v6i1.951
Refbacks
- There are currently no refbacks.