TAMAN KOTA SEBAGAI MODAL SOSIAL DAN INTERAKSI MASYARAKAT KOTA BANDUNG

Rita Gani

Abstract


ABSTRAK. Bentangan kepulauan Indonesia dari Sabang hingga Merauke memberikan kekayaan yang luar biasa untuk negeri ini. Indonesia tidak saja kaya akan sumber daya alamnya yang melimpah dan beragam jenis, tetapi juga sumber daya manusia yang merupakan aset untuk membangun Negara ini menjadi lebih baik. Selain itu, keberagaman suku, budaya dan agama juga menjadi pendukung masyarakat Indonesia untuk mengembangkan berbagai nilai sosial dalam kehidupan yang majemuk. Berbagai nilai sosial tersebut berkembang dalam kehidupan masyarakat pedesaan maupun perkotaan. Meskipun kondisi perkotaan menyebabkan “terkikisnya†kepekaan masyarakat akan nilai-nilai sosial tersebut, namun banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk mengembalikannya. Dan taman kota dengan berbagai konsep (smart garden, taman kota hijau, taman p2KH dan lain-lain) merupakan salah satunya. Khususnya di kota Bandung, keberagaman taman tematik mampu mengembalikan banyak “kegembiraan†dalam proses interaksi masyarakat. Taman di kota Bandung tidak saja menjadi elemen yang memperindah kota, tetapi juga menjadi pusat kegiatan dan interaksi masyarakat kota. Setidaknya itulah hasil temuan riset yang Penulis lakukan sepanjang bulan Mei-Juni tahun 2015 ini. Menyisir berbagai taman kota dan mengamati aktivitas masyarakat merupakan alternatif untuk mengembalikan modal sosial yang mulai redup dalam tatanan kehidupan bermayarakat.

Kata kunci : modal sosial, taman kota, aktivitas masyarakat

 

 

ABSTRACT. Outlying islands of Indonesia from Sabang along to Merauke provide tremendous wealth for the country. Indonesia is not only rich in natural resources that abundant and diverse, but also human resources as an asset to build this country to be better. In addition, the diversity of race, culture and religion is also a supporter of Indonesian society to develop a wide range of social values inthe life of the compound. The variety of social value grow in the life of both rural and urban communities.

Although urban conditions caused "erosion" on community sensitivity to the values of social, the government and people have been doing many offorts to restore it. And the city park with a variety of concepts (smart garden, green city park, P2KH park and others) is one of them. Especially in the city, the diversity of thematic gardens able to restore a lot of "excitement" in the process of community interaction. Parks in the city is not only an element of beautifying the city, but it also became the center of the city and a place for community interaction. At least that is the research findings which organized by the author throughout the month of May-June 2015. Excursing various city parks and observe the activity of the community in the parks is an alternative to restore social capital that began to dim in the social life order.

Key words: social capital, a city park, community activities

 


References


DAFTAR PUSTAKA

@ridwankamil, 2014, #Tetot, Aku, Kamu dan Media Sosial, Sygma Creative Media Corp, Bandung.

Creswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design : Choosing Among Five Traditions. Thousand Oaks. London: SAGE Publications.

Coleman, James S, 2009, Dasar-dasar Teori Sosia: Foundations of Social Theory, Nusamedia, Bandung

Fukuyama, Francis, 2000, The Great Disruption: Hakikat Manusia dan Rekonstruksi Tatanan Sosial, Penerbit Qalam, Yogyakarta

Ife, Jim dan Tesoriero, Frank, 2008, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, Edisi 3, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Sumber lain :

Daluarti, Meitri Hening Chrisna. 2015. Peranan Ruang Publik Perkotaan Terhadap Pengembangan Modal Sosial dan Peredam Patologi Sosial (Survey pada Siswa SMA Kota Bandung). Disertasi. Prodi Pendidikan IPS Sekolah Pascasarjana UPI.

Data Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kota Bandung tahun 2015




DOI: http://dx.doi.org/10.33603/signal.v5i1.887

Refbacks

execute(); ?>