PESAN SIMBOLIK DALAM SENI TARI BEDAYA KAJONGAN SEBAGAI REALITAS BUDAYA MASYARKAT CIREBON (Studi Kualitatif Upaya Merekonstruksi Seni Tari Bedaya Kajongan di Keraton Kanoman Cirebon)

Khaerudin Khaerudin Imawan

Abstract


Abstrak

Karya seni Tari Bedaya Kajongan lahir dari kehidupan sekitar keraton Kanoman Cirebon, yang memiliki nilai-nilai tradisional dalam khasanah sifat-sifat moral manusia, laku lampah, tata busana, dan nilai-nilai falsafah serta sejarahnya. Dalam telaah ilmu komunikasi, kajian ini termasuk dalam bidang garapan pesan komunikasi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang difokuskan pada studi kasus pesan simbolik Tari Bedaya Kajongan sebagai realitas masyarakat Cirebon. Merekonstruksi tarian bedaya Kajongan, dilakukan dengan pendekatan interpretatif yang mengacu pada realitas budaya yang berkembang di lingkungan keraton Kanoman Cirebon, melalui interaksi simbolik gerakan tarian yang dimainkan para penari. Pengumpulan data dilakukan sebanyak mungkin dengan melibatkan informan yang dapat memberikan informasi terpercaya mengenai sejarah tarian bedaya Kajongan. Selain diperoleh dari hasil wawancara dengan berbagai pihak dilingkungan keraton Kanoman, penggalian data juga dilakukan melalui data primer dan sumber sejarah diluar keraton. Pedekatan interaksionisme simbolis mengedepankan peran bahasa dan makna-makna gerakan tarian, termasuk pula jenis bunyi gamelan yang dimainkan. Berkaitan  dengan pengungkapan makna gerakan-gerakan sebagai sebuah simbol atau bagian-bagian artistika yang diwujudkan dalam bentuk interpretasi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Tari Bedaya Kajongan  menggambarkan adegan peperangan, memiliki pesan simbolik perang yang dimaksud adalah peperangan yang harus dilakukan oleh setiap kaum wanita untuk menundukkan hawa nafsunya. Setiap gerakannya mempunyai pesan berupa nilai-nilai spiritual, yang menjadi pegangan hidup. (2) Pagelaran seni Tari Bedaya Kajongan menjadi momentum dan ruang yang sangat tepat bagi Sultan Raja keraton Kanoman Cirebon, untuk bersilaturahmi dan bertatap muka dengan masyarakat disekitar keraton maupun masyarakat luar tanpa memandang status sosial.

 




DOI: http://dx.doi.org/10.33603/signal.v1i2.428

Refbacks

  • There are currently no refbacks.
execute(); ?>