Konstruksi Ideologi Menggunakan Fitur Gramatikal dalam Rubrik Tajuk Harian Umum Haluan Kepri

Harry Andheska, Cut Purnama Sari, Ermayenti Ermayenti

Sari


Artikel ini merupakan kajian wacana kritis dengan mengadaptasi model analisis Norman Fairclough yang difokuskan hanya pada tahapan deskripsi teks. Data yang dianalisis dalam artikel ini berasal dari teks pada kolom tajuk harian umum Haluan Kepri yang dibatasi hanya empat teks yang terbit pada edisi bulan November 2017. Pengumpulan dan penganalisisan data disesuaikan dengan prosedur pendekatan kualitatif. Hasil penelitian berupa temuan-temuan konstruksi ideologi dari wacana yang dianalisis dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama, konstruksi ideologi melalui nilai eksperiensial dilakukan dalam bentuk pendayagunaan (1) fitur pentransitifan, (2) fitur pemasifan, dan (3) fitur penegatifan. Kedua, konstruksi ideologi melalui nilai relasional dilakukan dalam bentuk pendayagunaan (1) fitur modus-modus kalimat (deklaratif dan interogatif), (2) fitur modalitas (intensional, epistemik, dan deontik), dan (3) fitur pronomina persona. Ketiga, konstruksi ideologi melalui nilai ekspresif dilakukan dalam bentuk pendayagunaan modalitas-modalitas ekspresif. Hal ini membuktikan bahwa pendayagunaan fitur-fitur gramatika secara realitas memang digunakan oleh para penghasil wacana untuk mengonstruksi sebuah ideologi. Konstruksi ideologi ini dilakukan melalui penggunaan kalimat-kalimat yang ditata sedemikian rupa untuk tujuan tertentu.

Kata Kunci: konstruksi ideologi, kosakata, gramatikal


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Asmara, Rangga. (2016). “Strategi Kebahasaan Presiden Jokowi dalam Menanamkan Ideologi dan Manifesto Pemerintahanâ€. Litera (Volume 15, Nomor 2, Oktober 2016, hlm. 379—388).

Chaer, Abdul. (2014). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Badara, Aris. (2013). Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media. Jakarta: Kencana.

Butt, D., Fahey, R., Spinks, S., & Yallop, C. (1995). Using Functional Grammar: An Explorer’s Guide. Sydney: Macquary University.

Fairclough, Norman. (1989). Language and Power. London and New York: Longman Group UK Limited.

Firman. (2015). “Konstruksi Ideologi dalam Wacana Keagamaan Jaringan Islam Liberal†(Disertasi tidak Dipublikasikan). Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Fowler, Roger. (1996). Linguistic Criticism. London: Oxford University Press.

Halliday, M.A.K. (2004). An Intrduction to Functional Grammar (Third Edition, Rev. Christian M.I.M. Matthiessen). London: Hodder Arnold.

Mujianto. (2016). “Pendayagunaan Fitur Lingual dalam Wacana Agraria di Media Massa†(Disertasi tidak Diterbitkan). Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Nurhayati. (2014). “Representasi Peristiwa dalam Media: Pemberitaan Peristiwa Banjir dalam Suara Merdekaâ€. Parole (Volume 4, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 32—54).

Santoso, Anang. (2002). “Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Wacana Politik†(Disertasi dipublikasikan). Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Santoso, Anang. (2003). Bahasa Politik Pasca Orde Baru. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Santoso, Anang. (2012). Studi Bahasa Kritis: Menguak Bahasa Membongkar Kuasa. Bandung: Mandar Maju.

Yuliarni. (2013). “Pro dan Kontra dalam Pembentukan RUU Anti Pornografi dan Pronoaksi dalam Artikel Majalah Al-Wa’ei: Kajian Analisis Wacana Kritis Model Norman Faircloughâ€. Parole (Volume 3, Nomor 1, April 2013, hlm. 9—20).




DOI: http://dx.doi.org/10.33603/deiksis.v5i2.1144

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Laman Deiksis: http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/Deiksis

Deiksis memiliki p-ISSN 2355-6633 dan e-ISSN 2548-5490

execute(); ?>