PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR CHITOSAN TERHADAP BINTIL AKAR, PERTUMBUHAN, DAN HASIL TIGA KULTIVAR TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill)

Rachmat Indrianto

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk organik cair Chitosan terhadap bintil akar, pertumbuhan, dan hasil tiga kultivar tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) (2)  mengetahui kombinasi konsentrasi pupuk organik cair Chitosan dan  kultivar yang terbaik pengaruhnya terhadap bintil akar, pertumbuhan, dan hasil tanaman kedelai (Glycine max  L. Merrill), dan (3) mengetahui korelasi antara komponen pertumbuhan dan bintil akar dengan hasil tanaman kedelai (Glycine max  L. Merrill). Penelitian  dilaksanakan di UPTD Balai Pengembangan Benih Palawija (BPBP) di Plumbon Cirebon Jawa Barat, dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Percobaan ini terdiri dari 12 kombinasi perlakuan konsentrasi pupuk organik cair Chitosan dan kultivar kedelai yang masing-masing diulang tiga kali, sehingga terdapat 36 petak percobaan. Kombinasi perlakuan yang diuji di lapangan adalah : A (1 ml/1 liter air dan Kultivar Anjasmoro), B (1 ml/1 liter air dan Kultivar Argomulyo), C (1 ml/1 liter air dan Kultivar Grobogan), D (3 ml/1 liter air dan Kultivar Anjasmoro), E (3 ml/1 liter air dan Kultivar Argomulyo), F (3 ml/1 liter air dan Kultivar Grobogan), G (5 ml/1 liter air dan Kultivar Anjasmoro), H (5 ml/1 liter air dan Kultivar Argomulyo), I (5 ml/1 liter air dan Kultivar Grobogan), J (7 ml/1 liter air dan Kultivar Anjasmoro), K (7 ml/1 liter air dan Kultivar Argomulyo), dan L (7 ml/1 liter air dan Kultivar Grobogan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman umur 49 dan 56 HST, jumlah daun trifoliate per rumpun umur 56 dan 63 HST, bobot bintil akar per tanaman umur 63 HST, jumlah bintil akar per tanaman umur 63 HST, biomassa kering tanaman umur 63 HST, Laju Pertumbuhan Tanaman umur 49 sampai 56 HST, jumlah polong per rumpun, bobot polong kering per rumpun, bobot biji kering per rumpun dan per petak, dan bobot 100 butir biji kering per petak, (2) bobot biji kering per petak terbaik terdapat pada kombinasi perlakuan konsentrasi pupuk organik cair Chitosan 3 ml/1 liter air dan Kultivar Grobogan (F) yang menghasilkan 2,44 kg/petak atau setara dengan 2,99 ton/ha dengan asumsi 80 % lahan efektif, (3) terdapat korelasi yang nyata antara tinggi tanaman umur 49 HST, jumlah daun trifoliate per rumpun umur 49, 56, dan 63 HST, dan biomassa kering tanaman umur 49 dan 56 HST dengan bobot biji kering per petak.

Keywords


kedelai, kultivar kedelai, pupuk organik cair Chitosan

References


Afandie Rosmarkam dan Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta.

Chi-Farm. 2013. Tentang Chi-Farm. http://www.chi-farm.com. Diakses di Cirebon tanggal 23 Februari 2014.

Bahar, M., dan A. Zein. 1993. Parameter Genetik Pertumbuhan Tanaman. Zuriat. 4(1). 4-7

Balai Pengembangan Benih Palawija. 2002. Deskripsi Varietas Kedelai. Departemen Pertanian. Jawa Barat.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2008. Membuat Pupuk Organik Cair Bermutu dari Limbah Kambing. Warta Penelitian Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali, Denpasar.

BPPP. 2008. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Balikabi Hal. 42, 52 dan 64.

Harry Agusnar. 2009. Kitosan Sebagai Bio Immunizer Tanaman Untuk Meningkatkan Produksi Hasil Pertanian yang Ramah Lingkungan. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

Jamaran Kaban. 2009. Modifikasi Kimia dari Kitosan dan Aplikasi Produk yang Dihasilkan. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

Kurnia Rozika Sari. 2011. Pengaruh Mikoriza Arbuskula dan Rhizobium pada Tanaman Kacang Tanah di Media Tanah Madura pada Kondisi Cekaman Kekeringan. Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

Mangoendidjojo, 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.33603/agroswagati.v3i2.801

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Agroswagati Jurnal Agronomi
execute(); ?>