JURNALIS PEREMPUAN DALAM MEDIA MASSA (Kajian Teori Strukturasi)
Abstract
Perempuan tidak bisa dilepaskan dari semangat gerakan feminisme yang diawali oleh persepsi perihal ketimpangan posisi perempuan dibandingkan posisi pria di masyarakat. Ketentuan dalam mengatur relasi pekerja pria dan wanita berdasarkan pembagian kerja secara seksual dengan memposisikan peran gender pria sebagai kepala keluarga yang berugas mencari nafkah bagi keluarganya dan wanita sebagai anggota keluarga dengan tugas mengurusi semua urusan rumah tangga. Strukturasi sebagai proses dimana struktur sosial saling ditegakkan oleh para agen sosial, dimana masing-masing bagian dari struktur melayani satu sama lain. Teori strukturasi menjelaskan keberadaan sebuah masyarakat dengan sistem sosial yang berlaku di dalamnya, termasuk munculnya struktur dominasi yang disebabkan adanya distribusi asimetris pada sumber daya yang ada. Jurnalis perempuan merupakan individu yang melakukan pekerjaan jurnalisme dalam suatu media massa. Citra gender yang muncul pada jurnalis-jurnalis perempuan media massa dalam realitas kehidupan sosialnya di dalam kelembagaan pers. Secara struktural arus karir dan kedudukan serta peran jurnalis perempuan menjadi marjinal dalam struktur organisasi kerja redaksional pers. Dalam produk media, perempuan dicitrakan untuk menjadi pihak yang kalah atau selalu harus melayani dan memenuhi kebutuhan laki-laki dalam relasi.
Â
Kata Kunci: Media, media massa, strukturasi, jurnalis, gender, perempuan
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Barker, Chris. (2005). Cultural Studies. Teori dan Praktik. Yogyakarta : PT. Bentang Pustaka
Fairclough, Norman. (1995). Media Discourse, London: Erward Arnold
Hery, Priyono, B. (2002). Anthony Giddens Suatu Pengantar. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia
Lan, May. (2002). Pers, Negara dan perempuan; Releksi atas Praktik Jurnalisme Gender. Yogyakarta : Yayasan Adhikarya IKAPI dan The Ford Foundation.
Landes, Joan B. (1995). The Public and the Provate Sphere. A Feminist Reconsideration. In Johanna Meehan. London : Routledge
Naomi, Omi, I. (2003). Wartawati, Herstory, Peran Gender. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mosco, Vincent. (2009). The Political Economy of Communication. 2nd.edition. London: Sage Publications
Priyo. (1999). Wacana Gender dan Layar Televisi. Yogyakarta : LP3Y.
Rosaldo, EZ. (1983). Women, Culture and Society. California: Stanford University Press
Shoemaker, Reese. (1995). Mediating Message, London: Routledge
Siregar, Ashadi, dkk. (1999). Media dan Gender; Perspektif atas Industri Suratkabar Indonesia. Yogyakarta : LP3Y
Subono, Nur Iman. (ed.). (2000). Negara dan Kekerasan terhadap Perempuan. Jakarta : YJP.
Sunarto. (2009). Televisi, Kekerasan & Perempuan, Jakarta : PT Kompas Media Nusantara.
Sumber Lain:
Kode Etik Jurnalistik No.03 Tahun 2006
UU No. 40 Tahun 1999 – Tentang Pers
Internet:
Lubis, Uni. (2015). Dalam http://unilubis.com/2015/03/10/jurnalis-perempuan-indonesia-bekerja-dua-kali-lebih-keras/html. Diunduh pada tanggal 19 Juni 2015 pukul 14.42 WIB
Workshop Jurnalistik Graha Sawunggaling Surabaya. (2010). Dalam http://bapemaskb.surabaya.go.id. Diunduh pada tanggal 8 Juni 2015 pukul 21.28 WIB
Tesis:
Rachman, Ace Sriati. (2004). Konstruksi Realitas Perempuan Di Surat kabar Nasional. Suatu Analisis Framing Isu Kesetaraan Gender Pada Rubrik ‘Swara’ Harian Kompas Dalam Perspektif Konstruktivisme. Jakarta. FISIP. UI
DOI: http://dx.doi.org/10.33603/signal.v3i2.644
Refbacks
- There are currently no refbacks.