Pengaruh Giberelin (GA3) dan Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Deden Deden, Umi Trisnaningsih

Abstract


Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah komoditi hortikultura unggulan yang
sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Urin kelinci sebagai pengganti pupuk
kimia diharapkan dapat memenuhi unsur hara makro dan mikro esensial yang dibutuhkan oleh
tanaman bawang merah dan penggunaan pupuk kimia dikalangan petani maupun industri
perkebunan dapat ditekan. Zat pengatur tumbuh seperti giberelin (GA3) memiliki peran dalam
pertanian modern yaitu dapat meningkatkan hasil dan kualitas umbi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Pengaruh Giberelin dan Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Bawang Merah Penelitian dilaksanakan di Cirebon - Jawa Barat. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2017. Metode percobaan yang
digunakan yaitu menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
pola faktorial, perlakuan terdiri dari dua faktor yang diulang tiga kali. Faktor yang pertama
adalah giberelin yang terdiri dari empat taraf, sedangkan faktor yang kedua adalah urin kelinci
yang terdiri dari tiga taraf. Hasil penelitian menunjukan adanya interaksi yang nyata antara
giberelin dan urin kelinci terhadap hasil rata-rata jumlah daun 6 MST, dan bobot umbi kering 

per petak. Konsentrasi giberelin 50 ppm dengan konsentrasi urin kelinci 175 ml/l yang
menghasilkan rata-rata bobot umbi kering 5,61 kg/petak atau setara dengan 10,19 ton/ha.

 


References


Asandhi, A.A. dan T. Koestoni. 1990.

Efisiensi Pemupukan Pada Pertanaman Bawang Merah. Bul. Penel. Hort. 19 (1) :

-6.

Asandhi, A.A., Nurtika, A., dan Sumarni, N.

Optimasi Pupuk Dalam Usaha

Tani Bawang Merah di Dataran Rendah.

LEISA.

Direktorat Jenderal Holtikultura. 2005. Road

Map Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Depatemen Pertanian.

Direktorat Jenderal Holtikultura. 2011.

Deskripsi Varietas Bawang Merah.

Jakarta.

Foth, Henry D. 1990. Dasar- Dasar Ilmu

Tanah. UGM. Press. Yogyakarta.

Harjadi, Sri Setyati. 2002. Pengantar

Agronomi. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

Juwanda, Muhammad. 2011. Pertumbuhan,

Hasil dan Efisiensi Pemupukan Nitrogen

Tanaman Bawang Merah pada

Pemberian Dosis Pupuk Nitrogen serta

Pupuk Kandang Sapi. Universitas

Jenderal Soedirman.

Lingga, P. dan Marsono. 2007. Petunjuk

Penggunaan Pupuk. Edisi Revisi.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Marsono dan Paulus S. 2003. Pupuk Akar,

Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Masnanto, A., 2006. Pengaruh Jarak Tanam

dan Dosis Urea Terhadap Pertumbuhan,

Hasil dan Kualitas Umbi Bibit Bawang

Merah (Allium cepa L. Aggregatum

group). Tesis S2 Sekolah Pascasarjana

UGM Yogyakarta.

Pierre, A. (2001). Possibilities And

Approaches Toward Community

Forestry In Haiti. Pages 101-102 in.

Rahayu, E. dan V.A. N. Berlian. 2004.

Bawang Merah. Bogor: Penebar

Swadaya.

Samadi, B. dan Bambang C. 2003.

Intensifikasi Budidaya Bawang Merah.

Kanisius, Yogyakarta.

Soedomo, R.P. 1992. Uji Adaptasi Dan

Produksi Di Luar Musim Kultivar

Bawang Merah Di Daerah Bogor.

Buletin Penelitian Hortikultura 11(4): 15.

Sri Handayani. 2001. Cara Bertanam Bawang

Sumenep. Trubus No. 46 Tahun ke-4.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Toto Warsa dan Cucu, S.A. 1982. Teknik

Perancangan Percobaan (Rancangan dan

Analisis). Fakultas Pertanian UNPAD,

Bandung.

Wijaya, 2000. Analisis Statistik dengan

Program SPSS 10,0. Alfabeta, Bandung.

Woldetsadik, 2003. Shallot (Allium cepa

varascolonium) Response to Plant

Nutrients and Soil Moisture a Subhumid

Tropical Climate. Thesis

Doctoral Swedish University of

Agricultural Science Alnarp. 28p.




DOI: http://dx.doi.org/10.33603/.v1i1.1361

Refbacks

  • There are currently no refbacks.
execute(); ?>