PENGARUH PEMANGKASAN PUCUK DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glicyne Max. L., Merril) VARIETAS ANJASMORO

Sumiyanah Sumiyanah, Iman Sunkawa

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh pemangkasan pucuk dan pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine Max. L., Merril.) Varietas Anjasmoro, (2) panjang pemangkasan pucuk dan dosis pupuk nitrogen yang paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine Max. L., Merril.) Varietas Anjasmoro dan (3) korelasi antara komponen pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine Max. L., Merril.) Varietas Anjasmoro. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengembangan Benih Palawija Desa Plumbon Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2017. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAK. Penelitian terdiri dari dua faktor perlakuan, yaitu panjang pemangkasan pucuk dan dosis pupuk nitrogen yang diulang 3 kali. Faktor pertama yaitu panjang pemangkasan pucuk (P) terdiri dari tiga taraf yaitu: P1 (tanpa pemangkasan), P2 (pemangkasan satu ruas dari atas), dan P3 (pemangkasan 2 ruas dari atas). Faktor kedua yaitu dosis pupuk nitrogen (N) yang terdiri dari tiga taraf yaitu: N1 (Urea 50 kg/ha), N2 (Urea 100 kg/ha), dan N3 (Urea 150 kg/ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat interaksi antara pemangkasan pucuk dan pupuk nitrogen pada parameter bobot bintil akar umur 35 HST dan bobot biji kering per petak. Perlakuan pemangkasan pucuk berpengaruh nyata secara mandiri terhadap tinggi tanaman umur 30, 37, dan 44 HST, jumlah daun trifoleat umur 30, 37, dan 44 HST, jumlah cabang umur 35, 42, dan 49 HST, jumlah cabang produktif,  jumlah bunga umur 37 HST, bobot polong per rumpun dan bobot polong per petak. Sedangkan perlakuan pupuk nitrogen secara mandiri berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman umur 30, 37, dan 44 HST, jumlah daun trifoleat umur 37, dan 44 HST, volume akar umur 35 HST, (2) Perlakuan pemangkasan pucuk dan pupuk nitrogen menunjukkan interaksi yang nyata terhadap bobot biji kering per petak.  Interaksi pertama ditunjukkan oleh perlakuan tanpa pemangkasan (P1) dan pemberian dosis pupuk nitrogen 100 kg urea/ha (N2) dengan produksi 2.074,59 gram atau setara dengan 2,77 ton/ha, interaksi kedua ditunjukkan oleh perlakuan pemangkasan pucuk satu ruas dari atas (P2) dan pemberian dosis pupuk nitrogen 150 kg urea/ha (N3) dengan produksi 2.020,29 gram atau setara dengan 2,69 ton/ha, dan interaksi ketiga yang merupakan interaksi tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan pemangkasan pucuk dua ruas dari atas (P3) dan pemberian dosis pupuk nitrogen 100 kg urea/ha (N2) dengan produksi 2.116,04 gram atau setara dengan 2,82 ton/ha. Konversi ke tonase dengan asumsi luas lahan produksi efektif 80%, dan (3) Tidak terdapat korelasi secara nyata antara tinggi tanaman, jumlah daun trifoleat, jumlah cabang, jumlah cabang produktif, jumlah bunga, volume akar, bobot bintil akar, dan jumlah bintil akar dengan bobot biji kering per petak.


Keywords


Pemangkasan Pucuk, Kedelai, Pupuk Nitrogen

References


Adisarwanto T. dan R. Wudianto. 1999. Meningkatkan Hasil Kedelai di Lahan Sawah, Kering, dan Pasang Surut. Penebar Swadaya, Jakarta.

Adisarwanto T. 2005. Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta.

Aditiasari, Dana. 2015. 2015, RI Masih Defisit Produksi Kedelai 1,5 Juta Ton. http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2960212/2015-ri-masih-defisit-produksi-kedelai-15-juta-ton diakses tanggal 2 Januari 2017.

Anonima. 2013. Alih Fungsi Lahan Pertanian di Indonesia 80 Ribu Hektar per tahun. http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2013/12/25/263653/alih-fungsi-lahan-pertanian-di-indonesia-80-ribu-hektar-tahun diakses tanggal 23 Desember 2016.

Anonimb. 2015. Panen Kedelai 3 ton/hektar. Banyuwangi Jadi Percontohan Nasional. http://banyuwangikab.go.id/berita-daerah/panen-kedelai-3-tonhektar-banyuwangi-jadi-percontohan-nasional.html diakses tanggal 19 Desember 2016.

Badan Pusat Statistik, 2016. Produksi Tanaman Pangan Angka Tetap Tahun 2015. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

Bizeti, H.S., C. G. P. de Carvalho, J. Souza, and D. Destro. 2004. Path Analysis under multicollinearity in soybean. Brazilian Archives of Biology and Technology Journal. 47(5): 669-676.

Brevedans, R. E., D. B. Eagly, J. E. Leggett. 1981. Influence of N Nutrition on Flower and Pod Abortion and Yield of Soybean. Agron. J. 70 : 81-84.

De Datta K. Surajid. 1981. Principles and Practices of Rice Production. A. Wiley – Interscience Publication.

Edmon, J. B., T. L.Senn, F.S. Andrews, and R. G. Halfacere. 1964. Fundamental of horticulture. Mc. Graw-Hill. Book Co. Ltd. New Delhi, India.

Gaspersz Vincent. 1994. Metode Perancangan Percobaan. Armico. Bandung

Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1 untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajeman Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Heitholt, James J., David Kee, John J. Sloan, C. T. MacKown, Sue Metz, Ava L. Kee, and Russell L. Sutton. 2007. Soil-Applied Nitrogen and Composted Manure Effects on Soybean Hay Quality and Grain Yield. Journal of Plant Nutrition, 30: 1717–1726.

Iopri, 2008. Pengaruh unsur esensial terhadap pertumbuhan dan produksi. www.iopri.org/webned/ioprind.htm. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2017.

Iqbal, S., M. Ariq, M. Tahira, M. Ali, M. Anwar, dan M. Sarwar. 2003. Path coefficient analysis in different Genotypes of soybean (Glycine max (L.) Merr). Pakistan Journal of Biological Science. 6 (12): 1085-1087.

Lakitan, Beyamin. 1996. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.

Morshed, R.M., M. M. Rahman, dan M. A. Rahman. 2008. Effect of Nitrogen on Seed Yield, Protein Content and Nutrient Uptake of Soybean (Glycine max L.). Journal of Agriculture & Rural Development Dev 6 (1&2) hal : 13-17.

Mulatsih, Sri, Wahju Q. Mugnisjah, Didy Sopandie, dan Komaruddin Idris. 2000. Pengaruh Waktu dan Cara Pemberian N Sebagai Pupuk Tambahan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine Max (L.) Merr.) pada Budidaya Basah. Buletin Agron 28 (1) hal : 9-14.

Pane, Suci Islami, Lisa Mawarni, dan T. Irmansyah. 2013. Respon Pertumbuhan Kedelai Terhadap Pemangkasan dan Pemberian Kompos TKKS pada Lahan Ternaungi. Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.1 Hal : 393-401.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2015. Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan, Kedelai. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian, Jakarta.

Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2007. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta.

Sugeng H.R. 2001. Bercocok Tanam Palawija. Aneka Ilmu, Semarang.

Suprapto Hs. 2004. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suryati, Dotti, N. Susanti, dan Hasanudin. 2009. Waktu Aplikasi Pupuk Nitrogen Terbaik untuk Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Varietas Kipas Putih dan Galur 13 ED. Jurnal Akta Agrosia Vol. 12 No. 2 Hal : 204-212.

Wijaya, Mahanani Kusuma, Wiwin Sumiya D.Y., dan Lilik Setyobudi. 2015. Kajian Pemangkasan Pucuk Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Baby Mentimun (Cucumis sativus L.). Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 4, hal : 345 – 352.

Winarto. A. 2002. Peningkatan Produktifitas, Kualitas Dan Efisiensi Sistem Produksi Tanaman Kacang – Kacangan dan Umbi - Umbian Menuju Ketahanan Pangan Dan Agribisnis. Prosiding hasil penelitian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Zamriyetti dan Sawaluddin Rambe. 2006. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merill) pada Berbagai Konsentrasi Pupuk Daun Grow More dan Waktu Pemangkasan. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian Vol. 4 No. 2 Hal : 70-73.




DOI: http://dx.doi.org/10.33603/agroswagati.v6i1.1950

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Agroswagati Jurnal Agronomi
execute(); ?>