Perbandingan Efektivitas Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn) dengan Minyak Atsiri Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) terhadap Candida albicans secara In Vitro

Amanah Amanah, Naufal Fadhil Mufid Lazuardi, Iwan Hermawan

Sari


ABSTRAK

 

Candida albicans merupakan jamur penyebab keputihan dengan presentasi 75% wanita di seluruh dunia. Minyak atsiri daun sirih hijau mengandung karvakrol, eugenol dan kavikol, sedangkan minyak atsiri rimpang temulawak mengandung xanthorrhizol. Senyawa yang terdapat pada keduanya terbukti dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans, membuat peneliti tertarik untuk meneliti masalah ini. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan efektivitas minyak atsiri daun sirih hijau dengan minyak atsiri rimpang temulawak terhadap Candida albicans secara in vitro. Dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FK UNSWAGATI, periode Januari-Februari 2018. Rancangan penelitian Postest Only Control Group Design. Pengambilan sampel dengan Purposive Sampling. Subyek penelitian minyak atsiri daun sirih hijau konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, minyak atsiri rimpang temulawak konsentrasi 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,563%, Flukonzaol 25 µg (K+), dan DMSO 10% (K-). Data penelitian dianalisis secara statistik menggunakan uji non parametrik Kruskal Wallis dilanjutkan dengan uji Post-hoc Mann Whitney. Hasil rerata daya hambat minyak atsiri daun sirih hijau konsentrasi 50% (23,67 mm), 25% (19,67 mm), 12,5% (16,67 mm), 6,25% (15,33 mm), 3,125% (12,33 mm) dan minyak atsiri rimpang temulawak konsentrasi 25% (14,67 mm), 12,5% (11,67 mm), 6,25% (9,33 mm), 3,125% (6,33 mm), 1,563% (5,33 mm), K+ (13 mm), dan K- (11,33 mm). Hasil uji multifariat menunjukan nilai signifikansi p<0,05, terdapat perbedaan rerata antar dua kelompok perlakuan. Minyak atsiri daun sirih hijau terbukti lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dibandingkan minyak atsiri rimpang temulawak.

 

Kata kunci: Candida albicans, Minyak atsiri daun sirih hijau, Minyak atsiri rimpang temulawak


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Hakim L, Ramadhian R. Kandidiasis Oral. Major Postgr Med J. 2015;4(Desember).

Prayudha SAE. Kandidiasis Mulut sebagai Indikator Penyakit Sistemik. 2012;19(Desember).

Kurniawati C. Aplikasi Teori Health Belief Model Dalam Pencegahan Keputihan Patologis. J Promosi Kesehat. 2014;Vol. 2, No:117-127.

Shadine M. Penyakit Wanita. Yogyakarta: Citra Pustaka; 2012.

Febryary DR, Astuti S. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja Putri dalam Penanganan Keputihan di Desa Cilayung. 2016;2:40-46.

Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan. Edisi Keti. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011.

Katzung BG. Farmakologi Dasar & Klinik. (Katzung BG, ed.). Jakarta: EGC; 2014.

Sudoyo AW. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing; 2014.

Yugo MR. Pola Kepekaan Candida albicans Terhadap Flukonazol dan Itrakonazol secara In Vitro : Tinjauan pada Bahan Klinik Laboratorium Mikologi Departemen Parasitologi FKUI Periode 2010-2011. 2011:1-13.

Reza NR. Uji Kepekaan In Vitro Flukonazol Terhadap Spesies Candida penyebab Kandidiasis Oral pada Pasien HIV/AIDS dengan Vitek II. 2017;234.

Enwuru CA. Fluconazole Resistant Opportunistic Oro-Pharyngeal Candida and Non-Candida Yeast-Like Isolates from HIV Infected Patients Attending ARV Clinics in Lagos, Nigeria. Afr Health Sci. 2008;8(3):142-148.

Latiff AA. Susceptibility Pattern and Molecular Typing of Species-Specific Candida In Oropharyngeal Lesion of Indian Human Immunodeficiencey Virus-Positive Patient. J Clin Microbiol. 2004;42(3):1260-1262. doi:10.1128/JCM.42.3.1260.

Astuti NF. Perbandingan Resistensi Candida albicans dan Candida Non albicans terhadap Flukonazol dan Nistatin (Kajian pada Bilasan Orofaring Penderita Human Immunodeficiency Virus di RSUP DR. Sardjito, Yogyakarta). 2012;50.

Misrawati. Efektifitas Rebusan Daun Sirih, Temulawak dan Kunyit terhadap Keputihan pada Perempuan di Daerah Pesisir Sungai Siak. 2007.

Herbie T. Kitab Tanaman Obat Berkhasiat : 226 Tumbuhan Obat Untuk Penyembuhan Penyakit Dan Kebugaran Tubuh. Yogyakarta: Octopus Publishing House; 2015.

Novianti D. Kemampuan Antifungi Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) terhadap Candida albicans. 2016;13(2):69-79.

Paramita NLP V. Uji Kepekaan Antifungi Fluconazole dan Nistatin terhadap Metode Difusi Disk. 2016;5(1):8-11.

Kandoli F, Abijulu J, and Leman M. Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Durian (Durio zybethinus) terhadap Pertumbuhan Candida albicans secara in vitro. Univ Sam Ratulangi. 2016;5(1).

Pinatik NJ, Joseph WBS, Akili RH. Efektivitas Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. :1-9.

Ramzy AN. Uji Efektivitas Antijamur Minyak Atsiri Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) terhadap Pertumbuhan Malassezia furfur. 2017.

Pangesti RD, Cahyono E, Kusumo E. Indonesian Journal of Chemical Science Perbandingan Daya Antibakteri Ekstrak dan Minyak Piper betle L . terhadap Bakteri Streptococcus mutans. 2017;6(3).

Kursia S, Lebang JS, Taebe B, Burhan A, Wa OR. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etilasetat Daun Sirih Hijau (Piper betle L .) terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis. Ijpst. 2016;3(2):72-77.

Rezeki S, Chismirina S, Iski A. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) terhadap Pertumbuhan Candida albicans. 2016;1(2):175-186.

Maytasari GM. Perbedaan Efek Antifungi Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau, Minyak Atsiri Daun Sirih Merah dan Resik-V Sabun Sirih terhadap Pertumbuhan Candida albicans Secara In Vitro. 2010:14.

Chairunnisa S. Inhibition of Betel Leaf Extract (Piper betle Linn) against Candida albicans. Med Tadulako. 2015;3(1):52-62.

Nita I, Amurwaningsih M, Darjono UN. Perbedaan Efektivitas Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) dengan Berbagai Konsentrasi terhadap Pertumbuhan Candida albicans pada Plat Resin Akrilik Kuring Panas - In Vitro. Odonto Dent J. 2014;1:20-24.

Dermawaty DE. Potential Extract Curcuma (Curcuma xanthorriza, Roxb) as Antibacterial. Majority. 2015;4:5-11.

Fuadati C. Identifikasi Senyawa Aktif Metabolit Sekunder Jamur Endofit dari Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) yang Berpotensi sebagai Senyawa Antibakteri. 2015.

Neda B, Shiva Z. Inhibitory Effect of Curcumin on Candida albicans compared with Nystatin : an in-vitro Study. 2016;5(4):196-201.

Dicky K.N A. Efek Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) terhadap Methicilin Resisten Staphylococcus aureus (MRSA). Kedokteran, Fak Lampung, Univ. 2015;4(November):177-184.

Zakaria YN. Profil Penggunaan Flukonazol pada Pasien HIV/AIDS dengan Kandidiasis. 2016.

Hassan AS. The Antibacterial Activity of Dimethyl Sulfoxide (DMSO) with and without of Some Ligand Complexes of the Transitional Metal Ions of Ethyl Coumarin against Bacteria Isolate from Burn and Wound Infection. J Nat Sci Res. 2014;4(19):106-111. doi:10.13140/RG.2.2.36692.40321.

Sudirman TA. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Fak Kedokt Gigi Univ Hasanuddin. 2014:66.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Print ISSN: 2089-6042 || e-ISSN : 2579-7514
counter kostenlos Flag Counter
execute(); ?>