Pemberian Berbagai Bahan Organik sebagai Media Tanam untuk Pertumbuhan Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.)

Vira Irma Sari, Reno Fasta

Abstract


Bayam merupakan tanaman sayuran yang memiliki tingkat konsumsi tinggi oleh masyarakat, namun hal ini tidak sejalan dengan data produksi bayam yang menunjukkan nilai penurunan. Teknis budidaya yang tepat perlu diterapkan agar produksi bayam dapat meningkat, salah satunya adalah dengan pemilihan media tanam. Kotoran hewan (sapi), sekam dan arang sekam adalah bahan organik yang ketersediaannya tinggi di lapangan serta memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Penggunaan tiga bahan organik tersebut diharapkan mampu meningkatkan produksi bayam. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendapatkan alternatif bahan organik sebagai media tanam dan melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan bayam, serta mendapatkan komposisi kotoran sapi dan arang sekam yang tepat. Penelitian ini dilaksanakan di areal percobaan Desa Air Terbit, Riau, mulai bulan Juni sampai Juli 2020. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari enam perlakuan yaitu : P0 (Sub soil, 100% tanah), P1 (Sub soil + Kotoran Hewan, 1:1), P2 (Sub soil + Kotoran Hewan + Sekam, 1:1:1), P3 (Sub soil + Kotoran Hewan + Arang Sekam, 1:1:1), P4 (Sub soil + sekam, 1:1), P5 (Sub soil + arang sekam, 1:1), dan P6 (Kotoran hewan, 100%). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan terdiri dari 3 sampel sehingga total tanaman yang digunakan adalah 63 tanaman. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan apabila berpengaruh nyata pada taraf 5% dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kotoran hewan (sapi), sekam dan arang sekam dapat dijadikan alternatif bahan organik untuk media tanam pada budidaya bayam. Pemberian kotoran hewan (sapi), sekam dan arang sekam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, volume akar, panjang akar dan bobot basah bayam. Komposisi media tanam yang tepat untuk bayam adalah Sub soil + kotoran hewan + arang sekam dengan perbandingan 1:1:1.

 

Kata kunci : Bayam, bahan organik, morfologi


References


Agoes, D. (1994). Berbagai Jenis Media Tanam dan Penggunaannya. Penebar Swadaya.

Augustien, N.K., & Suhardjono, H. (2017). Peranan berbagai komposisi media tanam organik terhadap tanaman sawi (Brassica juncea L.) di polybag. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 14(1), 54-58.

BPS. (2020). Statistik Tanaman Sayurandan Buah-Buahan Semusim Indonesia.http://www.bps.go.id/publication.

Kiswondo, Y. (2011). Penggunaan abu sekam dan pupuk za terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Embryo, 8(1), 9-17.

Komarayati, S., Pari, G., & Gusmailina. (2003). Pengembangan Penngunaan Arang untuk Rehabilitasi Lahan dalam Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 4:1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

Kuswandi, P.C., & Sugiyarto, L. (2015). Aplikasi mikoriza pada media tanam dua varietas tomat untuk peningkatan produktivitas tanaman sayur pada kondisi cekaman kekeringan. Jurnal Sains Dasar, 4(1), 17-22.

Lingga & Marsono. (2008). Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.

Munarso, P.Y. (2011). Keragaan padi hibrida pada sistem pengairan intermittent dan tergenang. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 30, 189-195.

Palupi, R.E., & Dedywiryanto, Y. (2008). Kajian karakter ketahanan terhadap cekaman kekeringan pada beberapa genotipe bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Jurnal Agronomi Indonesia, 36(1), 24-32

Parnata, A. (2010). Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. PT. Agromedia Pustaka.

Rahayu, S. Ali, A. Iteu, M.H., Kusmana, & Diny, D. (2013). Evaluasi kualitas beberapa genotipe bayam (Amaranthus sp) pada penanaman di Jawa Barat. Berita Biologi, 12(20), 153-160.

Raj, A., Manoj, K.J., & Pratap, T. (2014). Cow Dung for Ecofriendly and Sustainable Productive Farming. International Journal of Scientific Research, 3(10), 201-202.

Rukmana, R. (2008). Bayam, Bertanam dan Pengolahan Pascapanen. Kanisius.

Rosida, S. (2002). Pengaruh Pupuk Nitrogen dan Kalium Tanaman Paprika. [Skripsi]. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Djuanda. Bogor.

Setiawati, T., Fitryasari, R., & Titin, S. (2018). Pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor l.) dengan aplikasi pupuk organik kascing dan mulsa serasah daun bambu. Jurnal Ilmu Dasar, 19(1), 37-44.

Sofyan, S.E., Melya, R., & Duryat. (2014). Pemanfaatan limbah teh, sekam padi, dan arang sekam sebagai media tumbuh bibit trembesi (Samanea saman). Jurnal Sylva Lestari, 2(2), 61-70.

Sudomo, A., & Santosa, H.B. (2011). Pengaruh media organik dan tanah mineral terhadap pertumbuhan dan indeks mutu bibit mint (Melia azedarach L.) J. Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 8 (3), 263-271.

Surdianto, Y., Nana, S., Basuno, & Solihin. (2018). Pembuatan Arang Sekam Padi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat. http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/6751/Pem buatan%20Arang%20Sekam.pdf?sequence=1&isAllowed=y.

Uchida R. 2000. Essential nutients for pkant growth: nutrient functions and deficiency symptoms. In. Silva J, Uchida R (Editors). Plant Nutrient management in Hawaii Soils. Approach for Tropical and Subtropical Agriculture and Human Resources. Manoa: University of Hawaii.




DOI: http://dx.doi.org/10.33603/jas.v3i2.4439

Refbacks

  • There are currently no refbacks.
execute(); ?>