SMALL AND MEDIUM ENTERPRISES (SMEs) FINANCING IN INDONESIA

Sari

UKM di Indonesia berperan strategis dalam upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran, memerangi kemiskinan, pemerataan pendapatan, disamping perannya dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB).

Di tahun 2003 UMKM menyerap tenaga kerja sebesar 99,45 % dari jumlah Tenaga Kerja Sektor Usaha Kecil, Menengah dan Besar di berbagai bidang. Selain itu selama tahun 2003 UMKM juga menyumbang 56,73 % terhadap PDB kerja usaha Kecil, Menengah dan Besar per Sektor Ekonomi menurut Harga Berlaku.

Besarnya peran UMKM dalam pembangunan ekonomi nasional didukung oleh konstitusi pasal 33 ayat 1 UUD 1945 (hasil amandemen 2002) dan kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya. Bahkan Pemerintah Indonesiamencanangkan tahun 2005 sebagai Tahun Keuangan Mikro Indonesia (TKMI) yang mengambil tema “Bersama UKM Kita Bangun Ekonomi Indonesiaâ€.

Karena peran strategis UMKM dalam struktur perekonomianIndonesia,di perlukan suatu penanganan dan pemberdayaan terus menerus dan berkesinambungan. Permasalahan’’klasik’’ yang selama ini muncul seperti keterampilan rendah ,modal yang minim,administrasi pembukuan yang belum sempurna,akses pasar yang sempit, serta teknologi tepat guna yang tidak pas merupakan hal yang perlu di perhatikan .

Khususnya mengenai permodalan UMKM,dari 42.388.505 UMKM di Indonesia,87 % masih mengandalkan modal sendiri dan hanya 13 % yang telah akses ke perbankan .

Kesulitan UMKM dalam mengakses permodalan dari luar / perbankan dapat dilihat dari 4 aspek yaitu : kapasitas usaha, akses permodalan, jaminan usaha dan aspek sikap dan jiwa kewirausahaan .Dari keempat aspek ini yang di nilai sangat memberatkan pelaku UKM adalalah aspek jaminan usaha .Di satu sisi (pelaku UKM), pada umumnya masih relatif lemah dalam pemenuhan agunan / jaminan dan sisi yang lain (perbankan) menerapkan aturan yang ketat dalam penyaluran kredit melalui persyaratan administratif dan faktual.