Toponimi Desa-Desa di Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan

Yani Septiani, Itaristanti Itaristanti, Indrya Mulyaningsih

Sari


Abstrak. Nama merupakan suatu hal yang sangat diperlukan sebagai identitas atau penanda. Nama atau penanda tidak hanya digunakan untuk nama seseorang, tetapi juga untuk nama suatu wilayah/ tempat. Penamaan suatu tempat merupakan bagian dari kajian toponimi atau asal-usul penamaan tempat. Zaman sekarang hanya sedikit masyarakat yang mengetahui asal muasal desa dan budaya yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, adanya penelitian ini diharapkan masyarakat dapat menyadari pentingnya sebuah sejarah. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan bentuk dan makna, serta faktor yang memengaruhi penamaan desa yang berada di Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode wawancara. Selanjutnya menggunakan teknik cakap semuka, teknik pancing, teknik rekam dan teknik catat, kemudian dianalisis dan dideskripsikan. Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan memiliki 24 desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penamaan desa di Kecamatan Ciawigebang merupakan bentuk komposisi/ gabungan dari dua sampai tiga kata. Selain itu, dalam penamaan desa juga menggunakan afiksasi atau penambahan imbuhan, seperti Desa Pamijahan, Karangkamulyan, dan Kapandayan. penamaan desa itu memiliki makna yang berhubungan dengan pimpinan, harapan masyarakat setempat, kebiasaan penduduk, letak, keadaan lingkungan hidup yang dikeramatkan, dan sejarah yang ada di desa setempat. aktor yang memengaruhi penamaan desa-desa di Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, yaitu faktor sosial, lingkungan hidup, sejarah, letak dan geografis.

 

Kata kunci: toponimi, asal-usul, desa, penamaan


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Aminuddin. (2016). Semantik Pengantar Studi tentang Makna. bandung: Sinar Baru Algensindo.

Asadi. (2015). Nama Rupabumi, Toponim, Aturan dan Kenyataan. Jurnal Lingkar Widyaiswara, 2(4), 18–35. Diunduh dari http://juliwi.com/published/E0204/Juliwi0204_18-35.pdf

Aslinda, & Syafyahya, L. (2014). Pengantar Sosiolinguistik. (A. Susana, Ed.). Bandung: PT Refika Aditama.

Camalia, M. (2015). Toponimi Kabupaten Lamongan (Kajian Antropologi Linguistik). Parole, 5(1), 74–83. Diunduh dari https://ejournal.undip.ac.id

Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A., & Agustina, L. (2014). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal (Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Endraswara, S. (2013). Folklor Nusantara: Hakikat , Bentuk , dan Fungsi. Yogyakarta: Ombak.

Istiana. (2012). Bentuk dan Makna Nama-nama Kampung Di Kecamatan Kotagede. Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Diunduh dari https://eprints.uny.ac.id

Komariah, Y. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Cerita Rakyat Kuningan Terintegrasi Nilai Karakter dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMP. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(1), 100–110. Retrieved from https://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/Deiksis

Kurniasih, D., & Zuhriyah, siti A. (2017). Alih Kode dan campur Kode di Pondok Pesantren Mahasiswa Darussalam. Indonesian Language Education and Literature, 3(1), 53–65. Diunduh dari http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/jeill/

Mulyaningsih, I., & Itaristanti. (2018). Pembelajaran Bermuatan HOTS (Higher Order Thinking Skill) di Jurusan Tadris Bahasa Indonesia. Indonesian Language Education and Literature, 4(1), 114–128. http://doi.org/10.24235/ileal.v4i1.2970

Parera, J. D. (2004). Teori Semantik. (I. Syafrida & Y. Sumiharti, Eds.) (Kedua). Jakarta: Erlangga.

Pianto, H. A. (2016). Pentingnya Penulisan Sejarah Lokal Di Pacitan Tahun 1999-2014. Sosiohumaniora, 2(2), 92–100. http://doi.org/http://dx.doi.org/10.30738/sosio.v2i2.553

Purwanto, A. (2010). Analisis Isi dan Fungsi Cerita Prosa Rakyat di kanagarian Kota Besar, Kab Dharmasraya. Ilmu Sosial Dan Humaniora2, 1(2), 155–164. Diunduh dari https://wacanaetnik.fib.unand.ac.id

Ramlan, M. (2005). Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis (kesembilan). Yogyakarta: Karyono.

Romadi, & dkk. (2010). Penelusuran Arsip dan Sumber Lisan dalam Rangka menyusun Sejarah Desa bagi Perangkat Desa dan Anggota BPD Desa Bocor Kecamatan Buluspesntren Kab. Kebumen. Abdimas, 14(1), 1–6. Diunduh dari https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/abdimas/article/view/17

Ruspandi, J., & Mulyadi, A. (2014). Fenomena Geografis Di Balik Makna Toponimi Di Kota Cirebon. Jurnal Gea, 14(23), 1–13. Diunduh dari https//:download.poortalgaruda.org

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmana, E. (2018). Aspek Sosial Budaya dalam Cerita Enyeng di Desa Cipancar. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(1), 18–23. Diunduh dari http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/Deiksis

Sumarsono. (2017). Sosiolinguistik. Yogyakarta: SABDA.

Sunandar, A. (2018). Kamus Bahasa Sunda - Indonesia, Indonesia - Sunda, Sunda - Sunda (4th ed.). Jakarta: PT Buku Pintar Indonesia.

Sutriati, N., WS, H., & Zulfadhli. (2012). Kategori dan Fungsi Sosial Cerita Rakyat di Kenegerian Kari Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(1), 126–131. Diunduh dari ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs/article/view/236

Tarigan, H. G. (2009). Pengantar Semantik. Bandung: Angkasa.




DOI: http://dx.doi.org/10.33603/deiksis.v7i1.2219

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Laman Deiksis: http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/Deiksis

Deiksis memiliki p-ISSN 2355-6633 dan e-ISSN 2548-5490

execute(); ?>