PENGARUH KOMBINASI JARAK TANAM DAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS BIMA BREBES

Penulis

  • Suhertin Suhertin Universitas Swadaya Gunung Jati,, Indonesia
  • Amran Jaenudin Jaenudin Universitas Swadaya Gunung Jati,, Indonesia
  • Dwi Purnomo Universitas Swadaya Gunung Jati,, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33603/agroswagati.v10i1.10822

Abstrak

Perobaan ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kombinasi jarak tanam dan pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Bima Brebes, (2) pada jarak tanam dan pemberian dosis kompos berapa yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Bima Brebes  (3) korelasi antara komponen pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) varietas Bima Brebes. Percobaan dilaksanakan di Kompleks Pertanian Kampus Ma’had Al Zaytun. Lokasi  berada pada ketinggian ±50 m dpl, dengan jenis tanah latosol dan curah hujan 27 - 400 mm/bln.

Percobaan ini menggunakan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan yang diberikan adalah jarak tanam dan takaran pupuk kompos, sehingga menghasilkan 9 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang tiga kali, sehingga terdapat 27 petak percobaan. Faktor pertama yaitu jarak tanam terdiri dari 3 (20 cm x 10 cm, 20 cm x 15 cm, dan 20 cm x 20 cm) dan faktor kedua adalah pupuk kompos yang terdiri dari 3 taraf (K1: 5 kg/ha, K2: 10 kg/ha, dan K3: 15 kg/ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kombinasi perlakuan jarak tanam dan pupuk kompos berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 25 HST dan 35 HST, jumlah anakan per rumpun umur 35 HST dan 45 HST, LPT umur 25 – 35 HST, bobot umbi segar dan kering per petak, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman umur 15 HST dan 45 HST, jumlah daun semua umur pengamatan, jumlah anakan umur 15 HST dan 25 HST, volume akar semua umur pengamatan, LPT umur 15 – 25 HST dan 35 – 45 HST, bobot segar dan bobot kering per rumpun, diameter umbi, dan jumlah umbi. (2) Hasil bobot umbi kering per petak tertingi terjadi pada perlakuan kombinasi jarak tanam 20 cm x 10 cm dan dosis pupuk kompos 5-15 ton/ha yaitu 3,40 kg/petak atau setara dengan 9,06 ton/ha. (3) Diperoleh korelasi yang nyata antara tinggi tanaman umur 35 HST dan 45 HST dengan bobot kering per petak dengan kategori sedang dan kuat, Akan tetapi terjadi korelasi yang tidak nyata, antara tinggi tanaman 15 HST dan 25 HST. Sedangkan untuk jumlah daun terjadi korelasi yang tidak nyata, pada semua umur pengamatan dengan bobot umbi kering per petak.

Diterbitkan

2025-08-23

Terbitan

Bagian

Article

Citation Check